Jumat, 20 Juni 2008

Bawang putih mungkin berasal dari Kirgiz

Bawang Putih

Bawang putih adalah tanaman umum dengan akar berwarna putih berbentuk umbi lapis, serupa dengan bawang merah. Nama ilmiah adalah Allium sativum, dan tanaman ini adalah bagian dari familia Liliaceae (Lili). Bawang putih dipakai baik untuk masakan maupun sebagai tanaman obat.

Saat bawang putih segar dihancurkan atau dicincang, enzim dalam umbinya dilepas dan sebuah senyawa yang mengadang sulfur (belerang) bernama allicin dibuat. Senyawa yang mengandung sulfur ini sering menjadi antibiotik yang efektif.



Apa kegunaan bawang putih?

Bawang putih mungkin berasal dari Kirgiz, daerah padang pasir Siberia. Pujangga Cina 3000 tahun SM menguji manfaat bawang putih. Jadi, bawang putih mempunyai sejarah panjang dalam penggunaannya sebagai obat. Aristoteles menguji bawang putih pada tahun 335 SM untuk kualitas pengobatan. Pada abad pertengahan, bawang putih telah dipikirkan sebagai pengobatan terhadap orang bertekanan darah tinggi, kehilangan nafsu makan, orang dengan masalah paru, gigitan ular, batuk rejan, dan kebotakan. Pendeta Perancis abad 17 makan bawang putih dalam jumlah besar untuk melawan wabah sampar, dan dilaporkan mereka bertahan hidup lebih lama daripada pendeta Inggris. Selama kedua perang dunia, tentara Rusia dan Jerman makan bawang putih sebagai pengobatan di medan pertempuran.



Mengapa Odha memakai bawang putih?

Banyak tes sudah membuktikan bahwa bawang putih mengandung zat anti bakteri dan jamur. Bawang putih juga dapat mempertahankan sistem kekebalan tubuh, yang dalam kasus HIV sangat dibutuhkan.

Bawang putih terbukti efektif melawan sejumlah infeksi oportunistik termasuk herpes virus, sitomegalovirus, kriptosporidiosis (kripto), dan organisme mikobakteri atau kandida. Pada beberapa kasus, pengobatan Barat tidak efektif untuk mengobati kondisi ini. Sebagai contoh, sebuah tes yang melibatkan lima orang dengan kripto di Los Angeles menunjukkan bahwa seluruh gejala berkurang ketika mereka memakai banyak bawang putih. Kripto dianggap sebagai salah satu infeksi oportunistik yang sulit diobati.

Bawang putih mengandung sulfur, asam amino, zat mineral termasuk germanium, selenium, dan zinc, serta vitamin A, B, dan C. Allicin dipercaya sebagai zat kandungan bawang putih yang paling banyak memberikan manfaat, selain menghasilkan bau yang menyengat itu.


Ada Odha yang menganggap bahwa bawang putih juga mengurangi tingkat kolesterol dan trigliserid yang tinggi. Masalah ini dapat menjadi efek samping dari penggunaan terapi antiretroviral (ART). Namun belum ada penelitian yang membuktikan bahwa bawang putih menimbulkan hasil ini.



Bagaimana bawang putih dipakai?

Bawang putih berbentuk pil/kapsul bisa dibeli di apotik. Harganya memang mahal, tetapi baunya tidak terlalu menusuk. Kebanyakan orang memakai bawang putih pada masakan mereka. Beberapa orang memakan bawang putih mentah secara teratur, biasanya dengan memotongnya kecil-kecil, dan memakannya bersama makanan lain. Atau, ada juga yang merajangnya sampai halus lalu disendokkan ke mulut, seperti puyer.



Apa efek samping bawang putih?

Bawang putih menimbulkan sedikit efek samping, tetapi dosis yang tinggi dapat menyebabkan sakit perut atau gangguan pada usus. Hal ini terutama terjadi bila dipakai bawang putih mentah. Selain itu, baunya dapat dianggap sebagai efek samping yang kurang enak!



Apakah bawang putih berinteraksi dengan obat lain?

Sebuah penelitian pada 2001 menunjukkan bahwa bawang puith dan suplemen yang mengandung bawang puith atau allicin dapat mengurangi tingkat saquinavir (sebuah protease inhibitor) dalam darah rata-rata 51 persen. Hal ini kemungkinan sangat mempengaruhi kegiatan saquinavir terhadap HIV, dengan kemungkinan HIV menjadi resistan terhadap obat tersebut. Walaupun belum ditelitikan, kemungkinan interaksi ini terjadi terhadap protease inhibitor lain dan juga NNRTI. Menurut para peneliti, "kami melihat interaksi yang jelas dan berjangka lama. Implikasi yang jelas adalah bahwa dokter dan pasien seharusnya berhati-hati bila memakai bawang putih atau suplemen kandungan bawang putih bersama dengan ART." Pastikan dokter mengetahui bila anda memakai bawang putih sebagi suplemen.



Kesimpulan

Bawang putih adalah tanaman yang sudah lama diketahui efektif sebagai obat. Namun hanya sedikit penelitian dilakukan terhadapnya, jadi efektifitasnya tidak dapat dibuktikan. Penggunaan biasanya tidak menimbulkan efek samping (selain baunya), tetapi dibuktikan ada interaksi dengan satu jenis obat antiretorviral, dan kemungkinan juga ada dengan beberapa jenis lain. Jadi sebaiknya kita tidak memakai bawang putih dengan dosis tinggi bila kita memakai terapi antiretroviral. Namun penggunaan sebagai rempah dalam masakan kemungkinan tidak menimbulkan masalah.

[Sumber: Lembaran Informasi Spiritia LI742]

Tidak ada komentar: